Kamis, 8 Mei 2025 - 05:25 WIB
VIVA – Selain menghancurkan sembilan titik yang diyakini menjadi basis milisi Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba, sebuah fakta terkuak di balik Operasi Sindoor yang dilancarkan militer India ke Pakistan, Rabu 7 Mei 2025.
Pangkalan milisi yang dianggap sebagai kelompok teror dan berafiliasi dengan militer Pakistan, tersebar di sejumlah wilayah Kashmir yang diduduki Pakistan (PoK).
Tak hanya itu, menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari media India, Odisha TV, serangan rudal militer India mengekspos kelemahan sistem rudal pertahanan udara Pakistan.
Dalam hal ini, khususnya sistem rudal pertahanan udara HQ-9 Angkatan Bersenjata Pakistan, yang diimpor dari China dan diklaim punya kemampuan setara dengan sistem S-300 ciptaan Rusia.
VIVA Militer: Sistem rudal pertahanan udara HQ-9 buatan China
Diluncurkan sekitar pukul 01.44 dini hari, rudal berpemandu presisi India menembus hingga 100 kilometer ke Bahawalpur dan 30 kilometer ke Muridke. Dua lokasi tersebut selama ini dikenal sebagai basis utama kelompok militan yang dimaksud.
Menurut Kementerian Pertahanan India, operasi ini telah direncanakan secara matang selama beberapa hari dengan bantuan informasi intelijen berlapis.
Fokus utama serangan adalah menetralisir ancaman tanpa menimbulkan kerusakan tambahan terhadap infrastruktur sipil. Hal ini menunjukkan pendekatan strategis India dalam menangani terorisme lintas batas secara terukur namun tegas.
Meskipun Pakistan telah mengandalkan sistem HQ-9 untuk menjaga langitnya, sistem tersebut gagal dalam mencegat rudal-rudal India.
VIVA Militer: Sistem rudal pertahanan udara HQ-9 buatan China
Photo :
- China Military/Zhu Jianghai
Hal ini yang menimbulkan pertanyaan besar atas efektivitas rudal Pakistan, yang didominasi oleh teknologi China. Selain HQ-9, Pakistan juga mengimpor lusinan sistem rudal HQ-7 dan HQ-16 dari Tiongkok.
Ketergantungan Pakistan terhadap teknologi militer China kembali menjadi sorotan, terutama setelah kegagalan sistem HQ-9 dalam situasi nyata.
Halaman Selanjutnya
Fokus utama serangan adalah menetralisir ancaman tanpa menimbulkan kerusakan tambahan terhadap infrastruktur sipil. Hal ini menunjukkan pendekatan strategis India dalam menangani terorisme lintas batas secara terukur namun tegas.