Ekonomi RI Kuartal I-2025 Melambat, Ekonom Ungkap 3 Faktor Utama yang Jadi Biang Kerok

3 hours ago 1

Selasa, 6 Mei 2025 - 00:40 WIB

Jakarta, VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 hanya sebesar 4,87 persen secara year-on-year (yoy), atau anjlok dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 yang sebesar 5,12 persen.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menjelaskan, perlambatan ini adalah kombinasi 3 faktor utama. Yaitu, perlambatan daya beli masyarakat, efisiensi anggaran pemerintah, dan perang tarif Trump.

"Faktor pertama paling berpengaruh, ini sudah mulai tetlihat sejak pertengahan tahun 2024 dan makin mengkhawatirkan pada saat Lebaran 2025, di mana peredaran uang justru turun dibanding Lebaran tahun-tahun sebelumnya dan jumlah pemudik turun," kata Wijayanto saat dihubungi VIVA, Senin, 5 Mei 2025.

Dia menambahkan, "Fakta bahwa nilai tabungan masyarakat kelas bawah menurun dan nilai outstanding pinjol naik hingga 30 persen, menunjukkan permasalahan penurunan daya beli sudah memasuki kategori kronis," ujarnya.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Photo :

  • VIVAnews/Fernando Randy

Selain itu, Wijayanto juga mengatakan bahwa deindustrialisais dan tren PHK yang melejit tinggi, telah ikut membuat situasi menjadi semakin menantang.

Mengenai apakah penyebab lesunya ekonomi RI di kuartal I-2025 ini secara spesifik didominasi oleh imbas perang dagang, Wijayanto pun tak membantah hal itu meskipun pengaruhnya tidak signifikan.

"Trump trade war mempunyai dampak, tetapi tidak signifikan. Tanpa trade war pun, perekonomian kita sedang melambat. Jangan sampai trade war kita jadikan kambing hitam," kata Wijayanto.

Aktivitas pedagang dan konsumen di pasar tradisional sayur dan rempah-rempah. (foto ilustrasi konsumsi masyarakat)

Photo :

  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Kemudian soal sektor apa saja yang terimbas cukup telak hingga menyebabkan ekonomi RI melambat, Dia mengatakan bahwa komponen belanja yang terimbas paling dalam di antaranya seperti Belanja Pemerintah, Konsumsi, dan Investasi. 

"Dari sisi sektor, saya memperkirakan sektor yang mengalami perlambatan terbesar adalah sektor konstruksi, sektor pertambangan, dan sektor industri manufaktur," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

"Trump trade war mempunyai dampak, tetapi tidak signifikan. Tanpa trade war pun, perekonomian kita sedang melambat. Jangan sampai trade war kita jadikan kambing hitam," kata Wijayanto.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |