Cannes, VIVA – Aktris senior Christine Hakim jadi sorotan media Malaysia. Dalam pemberitaannya seperti dikutip laman Malay Mail, prestasi Christine Hakim di dunia perfilman Indonesia diungkap.
Dalam pemberitaannya disampaikan pula, bahwa para sineas papan atas Indonesia bertekad untuk tampil gemilang di Festival Film Cannes tahun ini, didukung oleh salah satu aktris senior Christine Hakim.
Pemberitaan media Malaysia itu menjelaskan bahwa lebih dari dua dekade lalu, Christine Hakim memproduksi dan memainkan peran utama dalam drama Indonesia yang menjadi tonggak sejarah, Leaf on a Pillow, yang ditayangkan dan menuai pujian di Cannes pada saat itu.
Diinformasikan pula bahwa sang aktris senior kini bahwa memimpin sekelompok sineas Indonesia, sekitar 60 sineas dan pejabat menuju resor Prancis yang gemerlap itu, dengan harapan dapat menempatkan industri film yang sedang berkembang di negara Asia Tenggara itu di peta dunia.
Beberapa hari menjelang pembukaan Cannes, Christine Hakim juga disoroti sempat mengatakan kepada AFP bahwa ia akan kembali ke festival tersebut untuk membantu para sineas Indonesia menjual film mereka dan berbicara dengan calon mitra baru untuk film-film mendatang.
"Kami mendatangkan sineas muda berbakat untuk memamerkan gelombang baru ini," katanya.
Asmara Abigail dan Christine Hakim
“Ini penting bagi masa depan sinema Indonesia dan saya yakin dampaknya akan signifikan,” imbuh Christine Hakim, yang tampil bersama Julia Roberts dalam film hit Eat, Pray, Love tahun 2010.
Di antara delegasinya ke Cannes terdapat beberapa pelaku besar dalam film Indonesia, termasuk sutradara Leaf on a Pillow tahun 1998, Garin Nugroho, aktor Chelsea Islan dan Reza Rahadian, serta sutradara Robby Ertanto dan Yosep Anggi Noen.
Produser Yulia Evina Bhara akan menjadi anggota juri Cannes Critics’ Week, yang mencari bakat-bakat sinema yang sedang naik daun.
Ia turut memproduseri Renoir karya sutradara Jepang Chie Hayakawa yang masuk nominasi penghargaan Palme d’Or paling bergengsi tahun ini.
Indonesia, negara dengan penduduk sekitar 280 juta jiwa, memiliki pasar film yang dinamis dengan sekitar 126 juta penonton bioskop tahun lalu.
Dalam Malay Mail disoroti pula, Indonesia juga memproduksi 285 film pada tahun 2024 — jumlah yang sama dengan Prancis. Setengahnya adalah film horor.
Namun, aktor berusia 33 tahun Asmara Abigail, bakat lain yang sangat diharapkan Christine Hakim, mengatakan Indonesia saat ini tengah memproduksi "banyak genre berbeda".
"Mengikuti contoh sinema Korea Selatan, saya rasa ini adalah momen yang bermanfaat bagi perkembangan sinema Indonesia," kata Abigail, yang namanya melejit lewat film-film horor termasuk Satan's Slaves (Budak Setan) dan Impetigore, yang juga dibintangi Christine Hakim.
Senang bisa kembali
Diungkap pula, Christine Hakum yang kini berusia 68 tahun, aktor dan produser itu mengatakan kembalinya dia ke Cannes membawa kenangan pahit dan manis.
Dia memberikan penghormatan yang mengharukan kepada mendiang bintang film Prancis Pierre Rissient, yang meninggal pada tahun 2018. Berkat "saudaranya" Rissient, dia mengatakan Cannes menemukan Tjoet Nja' Dhien karya sutradara Indonesia Eros Djarot.
Drama perang kolonial, yang juga dibintangi Christine Hakim, dipilih untuk Critics’ Week pada tahun 1989, film Indonesia pertama yang ditayangkan di Croisette, menandakan bahwa film tersebut telah diakui atas keunggulan artistik, orisinalitas, atau inovasinya.
“Saya harus berada di sana untuk melakukan hal yang sama bagi film Indonesia dan Asia seperti yang dilakukan Pierre,” kata Christine Hakim.
“Saya senang kembali ke Cannes untuk para sineas muda Indonesia karena saya harus memberikan kembali kepada generasi muda apa yang telah diberikan sinema kepada saya.”
Halaman Selanjutnya
“Ini penting bagi masa depan sinema Indonesia dan saya yakin dampaknya akan signifikan,” imbuh Christine Hakim, yang tampil bersama Julia Roberts dalam film hit Eat, Pray, Love tahun 2010.