Bekasi, VIVA – Nama Aura Cinta, remaja asal Kabupaten Bekasi, mendadak jadi sorotan publik. Ia mengkritik keras kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, lewat video TikTok yang kini viral dengan lebih dari 8 juta penayangan dan 68 ribu komentar.
Aura Cinta menyuarakan protesnya terkait penggusuran rumah-rumah warga di bantaran sungai serta menolak program study tour atau perpisahan sekolah yang dinilainya tidak sensitif terhadap kondisi rakyat kecil.
Dalam video yang diunggah di akun TikTok pribadinya, @iam_auracinta, Aura terlihat duduk di tengah proyek penggusuran sambil mengungkapkan kekecewaannya.
"Ingat Jabatan Cuma Sementara. Kalian punya kuasa, tapi enggak punya hati. Anak-anak kecil harus lihat rumahnya dirubuhin gara-gara keputusan kalian yang duduk enak di balik balik meja. Jabatan kalian bakal habis! tapi trauma mereka enggak akan pergi," tulisnya dalam caption.
Sosok Aura Cinta, Remaja yang Rumah Digusur Malah Ribut Soal Wisuda
Photo :
- Tangkapan Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel
Aura menilai, kebijakan-kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi justru menindas rakyat kecil, termasuk dirinya.
"Katanya pembangunan, tapi yang dikorbanin rakyat kecil, proyek-proyek besar terus diluncurin, mulai dari larangan motor, sekolah tanpa wisuda, bahkan bendungan yang bikin warga terusir dari rumahnya," katanya dalam video.
Ia juga mempertanyakan motif di balik proyek-proyek tersebut.
"Katanya untuk rakyat, tapi kenapa justru rakyat kecil yang dikorbanin, kadang gua tuh mikir, apa benar ini buat kemajuan, atau cuma sekadar vailidasi aja biar keliatan beda dan dicap hebat sebelumnya," sambung Aura.
Dalam video tersebut, Aura memperlihatkan kondisi rumahnya yang telah rata dengan tanah.
"Hari ini, hari ke-4 rumah gue digusur, mungkin besok bisa jadi rumah kalian digusur, lihat nih, lihat," ucapnya sambil mengarahkan kamera ke rumah-rumah lain yang juga telah dihancurkan.
Merasa terzalimi, Aura pun menyuarakan harapannya akan keadilan.
"Dibungkus rapi atas nama pembangunan, tapi keadilan ke mana, kami cuma minta satu, dihargai sebagi manusia, karena rakyat bukan ajang buat pamer kebijakan, dan ingat, suara yang disakiti bisa jadi gema yang paling keras," bebernya.
Menanggapi viralnya protes tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akhirnya angkat bicara. Ia mengumpulkan para korban penggusuran, termasuk Aura Cinta, untuk berdialog.
Dalam klarifikasinya yang diunggah di YouTube Kang Dedi Mulyadi, Dedi memberikan tanggapan yang cukup menohok.
"Saya balik pertanyaannya, tinggal di tanah orang lain bayar enggak sama yang punya tanah? kalau saya balik nuntun, Pemdanya suruh minta tagihan, dihitung berapa tahun ke belakang bayar tiap tahun," ucap Dedi Mulyadi.
Kontroversi ini pun terus bergulir di media sosial, memperlihatkan ketegangan antara kebijakan pembangunan dan hak-hak warga kecil yang terdampak.
Halaman Selanjutnya
Ia juga mempertanyakan motif di balik proyek-proyek tersebut.