Jakarta, VIVA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan banyak peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang ingin bunuh diri. Bukan tanpa alasan, Budi mengatakan peserta PPDS ingin melakukan hal itu karena sering dibully.
Data didapat Menkes Budi setelah dibukanya kanal pengaduan bullying Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Juni 2023 lalu. Namun, ia tak menjelaskan secara rinci berapa banyak peserta PPDS yang ingin bunuh diri itu.
"Ada beberapa puluh orang yang memang memiliki kecenderungan bunuh diri sehingga orang-orang itu kita dampingi," ujar Menkes Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, dikutip Jumat, 2 Mei 2025.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Februari 2025
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Di sisi lain, Menkes Budi menegaskan para korban bullying sudah terlanjur ketakutan dan tidak bersedia mendapat pendampingan.
"Tidak semuanya mau didampingi karena biasanya ketakutan. Mereka tidak berani bicara," ucap dia.
Budi mengatakan beberapa dari korban bullying ada yang dipindahkan ke program studi lain. Namun, menurutnya, tidak semua institusi bersedia memfasilitasi perpindahan.
"Tidak berani ngomong, dikontak, tapi kondisi pada saat dites, mereka punya kecenderungan bunuh diri," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa prodi dalam program dokter spesialis yang terdapat kasus perundungan atau bullying terbanyak. Budi mengaku mendapatkan data itu setelah dibukanya kanal pengaduan bullying Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Juni 2023 lalu.
Hal tersebut disampaikan Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025.
"Kalau dibagi sebagai prodi, yang paling banyak pengaduannya adalah prodi penyakit dalam, bedah, anestesi, obgyn, anak," kata Budi Gunadi.
Budi menegaskan bahwa data itu juga didapat berdasarkan hasil koordinasi dengan Kemenristekdikti. Sebanyak 80 kasus bullying terjadi di prodi penyakit dalam.
Ilustrasi aksi bullying atau penganiayaan, kekerasan anak
Photo :
- www.pixabay.com/bykst
Berikut catatan kasus bullying terbanyak yang diperoleh Kemenkes:
Prodi penyakit dalam: 80 kasus
Prodi bedah: 46 kasus
Prodi anestesi: 27 kasus
Prodi obgyn: 22 kasus
Prodi anak: 21 kasus
Prodi mata: 16 kasus
Prodi bedah plastik: 16 kasus
Prodi bedah saraf: 16 kasus
Prodi orthopedi:15 kasus
Prodi neurologi: 14 kasus
Halaman Selanjutnya
Hal tersebut disampaikan Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025.