Pasukannya Jadi Tumbal, Panglima Militer Israel Serang Netanyahu di Depan Kabinet

2 days ago 6

Selasa, 15 April 2025 - 18:05 WIB

VIVA – Desakan militer kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tak hanya datang dari kalangan bawah. Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, juga menyatakan keberatan atas sikap Netanyahu yang memulai kembali agresi di Jalur Gaza, Palestina.

VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, ribuan tentara Israel memilih untuk menyatakan sikap keberatan terhadap keputusan Netanyahu. Mereka dengan berani membuat surat terbuka untuk mendesak pimpinannya.

Sikap ribuan anggota militer Israel dilakukan untuk menghentikan perang dan melakukan diplomasi dengan pejuang Hamas Palestina, demi membebaskan sandera.

Meskipun, Netanyahu mengancam akan memecat para prajurit yang menandatangani petisi.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

Photo :

  • Xinhua News Agency/Gil Cohen Magen

Ternyata, Zamir juga melihat tindakan Netanyahu dengan logis. Di depan Netanyahu dan para menteri dalam kabinet mantan Komandan Komando Selatan IDF itu menegaskan jika kekuatan militer saja tidak akan mampu mencapai seluruh tujuan negara di Gaza.

Zamir juga mengungkap jika militer Israel tengah dilanda krisis personel, yang secara nyata menghalangi kemampuan pasukannya untuk memenangkan perang.

"Strategi militer saja tidak dapat memenuhi semua tujuan nasional di Gaza, terutama jika tidak ada jalur diplomatik yang saling melengkapi," ujar Zamir dilansir VIVA Militer dari Deutsche Welle (DW).

Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Yehdioth Ahronoth, pernyataan Zamir di depan Netanyahu dan kabinetnya menjadi bukti kesenjangan yang semakin besar antara militer Israel dan ambisi pemerintah.

VIVA Militer: Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir

Photo :

  • Israel Defense Forces (IDF)

Militer Israel juga harus menghadapi kekurangan personel karena pengecualian orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks, untuk ikut wajib militer.

Kemudian, muncul juga keengganan pasukan cadangan kembali ke pertempuran, karena kelelahan setelah 18 bulan perang. 

Saat ini, Pasukan Pertahanan Israel mencatat jika tingkat partisipasi pasukan cadangan dalam unit tempur yang berasal dari wajib militer, hanya sebesar 60 hingga 70 persen.
 

Halaman Selanjutnya

"Strategi militer saja tidak dapat memenuhi semua tujuan nasional di Gaza, terutama jika tidak ada jalur diplomatik yang saling melengkapi," ujar Zamir dilansir VIVA Militer dari Deutsche Welle (DW).

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |