Dikenal Moderat, Ternyata Begini Sikap Paus Leo XIV Terhadap LGBTQ

10 hours ago 2

Jumat, 9 Mei 2025 - 09:32 WIB

Vatikan, VIVA – Robert Prevost telah terpilih sebagai Paus menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025 lalu. 

Prevost, merupakan orang Amerika pertama berkewarganegaraan Peru yang memegang jabatan kepala Gereja Katolik, dan dikenal sebagai Paus Leo XIV.

Pengumuman terpilihnya Paus baru ditandai asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina, tanda bahwa para kardinal telah selesai memilih Paus baru.

Lebih dari satu jam kemudian, Paus Leo XIV muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus. Dia disambut oleh tepuk tangan dan sorak sorai dari sekitar 50.000 orang yang telah berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

Dianggap sebagai sosok moderat dan reformis yang dekat dengan Paus Fransiskus, Prevost tidak dianggap sebagai calon terdepan untuk dipilih sebagai paus, dan tidak memiliki rekam jejak publik yang luas dalam berbicara tentang isu-isu LGBTQ+.

Namun, The New York Times melaporkan bahwa pada tahun 2012, Prevost mengkritik media hiburan yang memiliki simpati terhadap kepercayaan dan praktik yang bertentangan dengan Injil, termasuk yang dia soroti ialah gaya hidup homoseksual dan keluarga alternatif yang terdiri dari pasangan sesama jenis dan anak angkat mereka.

Paus Ramah LGBTQ+

Pengangkatannya datang pada saat yang krusial bagi Gereja Katolik, yang tengah bergulat dengan perpecahan internal yang berkembang atas doktrin konservatif tradisionalnya dan nada yang relatif lebih inklusif yang diadopsi oleh Paus Fransiskus.

Selama satu dekade pelayanan kepausannya, Paus Fransiskus mengawasi Gereja Katolik yang terus berubah dalam hal penerimaan terhadap orang-orang LGBTQ+.

Paus Fransiskus membuat sejumlah pernyataan dan gerakan yang bertujuan untuk mendorong gereja agar lebih ramah terhadap komunitas LGBTQ+, tetapi tetap mengalami kemunduran di banyak bidang.

Ia sering bertemu dengan banyak umat Katolik LGBTQ+, orang-orang yang melayani mereka, dan para advokat terkemuka di komunitas tersebut. Menurut Paus Fransiskus, menjadi homoseksual bukanlah kejahatan, dan ia mengajak umat Katolik untuk membedakan antara dosa dan kejahatan. 

Paus Fransiskus bahkan mengizinkan pastor Katolik untuk memberkati pasangan sesama jenis, tetapi tidak dalam bentuk ritual perkawinan gereja. Berbeda dengan Prevost yang masih berhati-hati dalam hal pemberkatan pasangan sesama jenis. Ia tidak terang-terangan menolak, tetapi juga belum memberikan dukungan penuh.

Halaman Selanjutnya

Pengangkatannya datang pada saat yang krusial bagi Gereja Katolik, yang tengah bergulat dengan perpecahan internal yang berkembang atas doktrin konservatif tradisionalnya dan nada yang relatif lebih inklusif yang diadopsi oleh Paus Fransiskus.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |