Jakarta, VIVA – Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) terus bermunculan. Tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari perusahaan-perusahaan teknologi global.
Menurut Kementerian Ketenagakerjaan RI, lebih dari 24 ribu pekerja di Tanah Air kehilangan pekerjaan sejak Januari hingga April 2025. Tren ini menunjukkan bahwa ancaman PHK tidak terbatas pada sektor atau wilayah tertentu, melainkan menjadi fenomena global saat ini.
Salah satu kabar terbaru datang dari Google. Melansir dari Mashable, Kamis, 8 Mei 2025, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat ini baru saja melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawan dari divisi Global Business Organization, unit yang bertanggung jawab atas penjualan dan kemitraan strategis.
Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar yang disebut Google sebagai "penyesuaian kecil" untuk meningkatkan efisiensi dan kolaborasi lintas tim, terutama dalam menghadapi transisi besar ke teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Kantor Google Asia Pasifik di Singapura.
PHK massal ini merupakan yang ketiga kalinya dalam lima bulan terakhir bagi Google, setelah memangkas tim di divisi Android, Pixel, dan Chrome, serta sumber daya manusia (HR) dan cloud. Sejak awal tahun 2023, induk perusahaan Google, Alphabet, telah memangkas lebih dari 12.000 posisi secara global, mencerminkan tren efisiensi yang agresif di sektor teknologi.
Langkah Google ini mencerminkan perubahan fokus industri ke arah AI dan infrastruktur cloud, sekaligus menunjukkan ketatnya persaingan dalam dunia teknologi saat ini. Perusahaan seperti Meta, Microsoft, Amazon, dan Apple juga telah melakukan pemangkasan staf dalam jumlah signifikan selama setahun terakhir.
Wamen Faisol Ungkap Kepastian soal Kapan Sritex Buka Lagi
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex sudah resmi ditutup pada 1 Maret 2025, akibat krisis keuangan yang ditandai dengan gagal bayar utang.
VIVA.co.id
8 Mei 2025