Satpam PDIP Cerita Rumah Kecilnya Digeledah Cari Harun Masiku: KPK Kan Canggih, Kok Tanya Saya

5 hours ago 2

Kamis, 8 Mei 2025 - 23:00 WIB

Jakarta, VIVA – Nurhasan, seorang saksi kunci yang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan suap yang melibatkan Harun Masiku, mengungkapkan pengalamannya saat rumahnya digeledah dan menjalani pemeriksaan. 

Dalam kesaksiannya di pengadilan, Nurhasan yang merupakan satpam DPP PDIP menceritakan kedatangan sejumlah besar petugas KPK ke rumahnya yang berukuran sangat kecil, serta perlakuan kurang mengenakkan selama pemeriksaan.

Nurhasan menceritakan, peristiwa penggeledahan terjadi pada hari Jumat, pada tahun ini, setelah salat Magrib. Ia terkejut mendapati banyak petugas KPK tiba di rumahnya yang hanya berukuran 3x3 meter dengan ruang tamu sekaligus loteng.

Staf di DPP PDIP Nurhasan

"Rumah saya kan kecil, 3x3 meter. Ruang tamu sama loteng. Pokoknya tidak masuk semua. Saya bilang kalau masuk semua bisa rubuh rumah saya," ungkap Nurhasan.

Ia melihat lebih dari sepuluh petugas datang dengan menggunakan beberapa mobil. Namun, hanya dua petugas yang masuk ke dalam rumahnya, sementara yang lain menunggu di luar.

Dalam kesaksiannya, Nurhasan mengungkapkan bahwa petugas KPK menanyakan keberadaan Harun Masiku. Ia merasa heran mengapa pertanyaan itu ditujukan kepadanya.

"Saya bilang, 'Ngapain nanya ke saya? KPK kan canggih, masa enggak bisa nyari Harun malah nanya ke saya?'" ujarnya.

Nurhasan juga mengaku mendapatkan jawaban dengan nada tinggi dari salah satu penyidik saat bertanya. Ia merasakan adanya intimidasi selama proses tersebut.

Nurhasan juga menceritakan interaksi anaknya dengan para penyidik. Anak bungsunya yang hendak pergi mengaji sempat bersalaman dengan petugas KPK. Sementara itu, anak Nurhasan yang duduk di bangku SMP sudah memahami situasi yang terjadi dan merasakan ketidaknyamanan.

"Anak saya yang kecil pas mau berangkat ngaji sempat salim sama penyidik KPK. Tapi anak saya yang SMP sudah ngerti lah..." kata Nurhasan.

Sebelumnya, Nurhasan juga menjalani pemeriksaan di KPK pada bulan Januari 2025. Ia diperiksa selama hampir tiga jam oleh seorang penyidik bernama Rossa. Selama pemeriksaan, Nurhasan mengaku sempat ditinggal sendirian dan merasa tidak nyaman dengan cara bicara penyidik.

"Sebentar sih Pak. Itu hari Jumat. Kalau tidak salah habis jumat. Hampir 3 jam-an lah. Lama ditinggalin. Lama sendirian. Nunggu. Ada tanya jawab, tapi cara bicaranya tidak enak. Saya merasa diintimidasi," jelasnya.

Pada pemeriksaan kedua, Nurhasan mengatakan bahwa ia hanya diminta duduk saja tanpa ada pertanyaan lebih lanjut.

Hari ini, 8 Mei di Pengadilan Tipikor Jakarta, Nurhasan dan Kusnadi, dua orang staf PDIP dan kerap ditugaskan membantu Hasto Kristiyanto, diperiksa sebagai saksi.

Halaman Selanjutnya

Nurhasan juga menceritakan interaksi anaknya dengan para penyidik. Anak bungsunya yang hendak pergi mengaji sempat bersalaman dengan petugas KPK. Sementara itu, anak Nurhasan yang duduk di bangku SMP sudah memahami situasi yang terjadi dan merasakan ketidaknyamanan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |