Jakarta, VIVA - Figur Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi masuk bursa bakal calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Jokowi jadi salah satu figur yang digaungkan maju jadi calon Ketum PSI di Kongres Nasional pada Juli 2025.
Pengamat politik Ray Rangkuti menyoroti peluang Jokowi terpilih jadi Ketum PSI. Menurut dia, kalau Jokowi maju maka ibaratnya kongres PSI sudah selesai.
"Hampir dapat disimpulkan, pak Jokowi akan terpilih dengah mayoritas mutlak. Maka niatan one man one vote ala PSI akan terlihat seperti sandiwara belaka," kata Ray saat dikonfirmasi VIVA pada Jumat, 16 Mei 2025.
Bagi Ray, Jokowi yang pernah menggagas partai super terbuka jika dengan kendaraan PSI maka rasanya akan makin jauh. Pun, ia menyinggung putra bungsu Jokowi yaitu Kaesang Pangarep yang saat ini jadi Ketum PSI. "Mungkin lebih tepat nanti disebutkan partai super terbuka untuk dinasti politik," tutur Ray.
Baca Juga: Dukung Jokowi jadi Ketum PSI, Ketua Fraksi PSI Jakarta: Wajar Kader Beri Tempat Istimewa
Lebih lanjut, Ray menganalisa figur Jokowi tak akan membantu PSI mengerek suara menuju Pemilu 2029. Ia mengatakan demikian karena calon pemilih PSI di 2029 adalah pemilih dari partai politik atau parpol yang sudah eksis.
"Partai-partai yang eksis, tentunya akan membendung perpindahan pemilihnya ke partai lain. Dalam bahasa lain, semua partai akan bersaing dengan PSI," jelas Ray.
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat bersama Jokowi di Bandung
Ray bilang kondisi pesaing PSI yaitu parpol besar seperti Gerindra dan Golkar jadi persoalan. "Jika PSI dihadap-hadapkan dengan Gerindra, Golkar dan PAN misalnya, belum tentu dapat menggeser pemilih partai tersebut ke PSI," kata Ray.
"Dan partai-partai dimaksud juga tidak akan mudah memberi peran bagi PSI," lanjut Ray.
Kemudian, ia menambahkan PSI juga tak memiliki tokoh yang diusung untuk Pilpres 2029. Kata Ray, parpol tanpa figur capres akan sulit bersaing. "Sementara Pak Jokowi sendiri sudah tidak mungkin diusung kembali," tuturnya.
Lagipula, ia menambahkan pesona dan wibawa Jokowi yang saat ini jadi sorotan publik. "Masalah tambahan, apakah kiranya wibawa dan pesona Pak Jokowi masih akan bertahan sampai 2029? Saya kira, yang tengah terjadi adalah pemerosotan pesona Pak Jokowi," sebut Ray.
Kalkulasi Jokowi
Jokowi pun sudah menanggapi soal dirinya yang didorong maju jadi caketum PSI dalam kongres PSI pada Juli 2025. Eks Gubernur DKI Jakarta itu masih melakukan kalkulasi apabila nanti mendaftar agar tidak kalah. "Masih, masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau misalnya saya ikut, saya kalah," kata Jokowi di Solo, Rabu 14 Mei 2025.
Jokowi mengatakan belum ikut pendaftaran maju jadi caketum PSI. Sebab, kongres atau Pemilihan Raya PSI akan digelar Juli 2025. "Belum (mendaftar) kan masih panjang. Sampai Juli. Seingat saya, seingat saya masih Juni atau Juli," tutur Jokowi.
PSI Nilai Jokowi Layak
Salah seorang elite PSI Wiliam Aditya Sarana menilai Jokowi layak jadi Ketum PSI. Ia mengatakan demikian karena kinerja nyata Jokowi sudah terlihat sejak jadi Gubernur Jakarta hingga Presiden RI dua periode 2014-2024. William bilang kader PSI layak memberikan Jokowi tempat istimewa.
“Menurut kami, Pak Jokowi juga sudah memberikan kontribusi salah satunya menggagas ‘Partai Super Terbuka’ yang menginspirasi kami mengadakan pemilihan raya ini. Oleh karena itu, wajar apabila kader PSI memberikan tempat yang istimewa baginya di sini,” kata William dalam keterangannya, Jumat, 16 Mei 2025.
Dia menuturkan agenda kongres atau Pemilihan Raya pada Juli nanti akan memilih ketum. Ia menyebut ada konsep e voting dengan aplikasi dalam memilih figur ketum. "Sesuai dengan konsep ‘Partai Super Terbuka’ yang pernah dibicarakan oleh Pak Jokowi beberapa waktu lalu,” ujar William.
Kata William, seluruh kader PSI tanpa terkecuali bisa memilih figur yang akan jadi ketua umumnya. Dengan cara one man one vote itu maka pemilihan ketua umum akan berlangsung secara terbuka, langsung, dan transparan.
“Dalam rangka memudahkan semua anggota untuk menggunakan hak pilihnya, maka kami akan menggunakan aplikasi e-voting yang bisa diakses di seluruh Indonesia,” tutur William.
Halaman Selanjutnya
"Dan partai-partai dimaksud juga tidak akan mudah memberi peran bagi PSI," lanjut Ray.