Waka MPR Ibas Bertemu Menteri Digital Malaysia, Bahas Keamanan Siber hingga AI

11 hours ago 2

Jumat, 2 Mei 2025 - 12:34 WIB

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mendorong kolaborasi Indonesia-Malaysia dalam menghadapi perkembangan digital. Ia menyoroti urgensi pengembangan kecerdasan buatan (AI), keamanan data dan siber, serta pemerataan infrastruktur digital demi masa depan yang inklusif dan berdaya saing. 

Ibas berharap digitalisasi dapat membuka lapangan kerja bagi generasi muda, sekaligus mendorong investasi dan efisiensi lintas sektor di kedua negara.

Hal tersebut disampaikan Edhie Baskoro Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ketika bertemu langsung dengan Menteri Digital Malaysia, H.E. Gobind Singh Deo, di Kantor Kementerian Digital, pada Rabu, 30 April 2025.

“Pak Menteri, Indonesia adalah negara yang besar, kami memiliki banyak penduduk, memiliki banyak pemuda-pemudi dan kita tahu perkembangan teknologi yang semakin pesat ada di depan kita saat ini. Ada begitu banyak gerakan tentang kecerdasan buatan, AI atau Artificial Intelligence, dan digitalisasi di berbagai aspek kehidupan,” kata Ibas dalam keterangannya, Jumat, 2 Mei 2025.

“Dan kami sadar bahwa masa depan ada dalam teknologi, informasi dan komunikasi digital, yang sangat penting tidak hanya bagi Malaysia tetapi juga bagi orang Indonesia,” tambahnya. 

Ibas menyampaikan pentingnya sinergi antar negara dalam menghadapi tantangan era digital, termasuk isu kedaulatan digital, tata kelola dan perlindungan data, serta penguatan keamanan siber.

“Kami juga tahu tentang diperlukannya digitalisasi. Bagaimana kita menyimpan dan mengamankan semua data masyarakat. Kami memiliki komitmen dalam meningkatkan sistem keamanan siber dan bagaimana mengatasi mis-informasi yang menyebar ke seluruh negeri dengan benar. Tentu saja kita juga membutuhkan kelengkapan infrastruktur untuk atasi kesenjangan akses antar wilayah tersebut,” papar Ibas. 

Ia juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur digital yang merata, guna mengatasi kesenjangan akses antar wilayah, serta menciptakan lapangan kerja baru, khususnya bagi generasi muda yang semakin tertarik pada sektor digital.

“Berbicara tentang digital, berarti kita harus membangun lebih banyak infrastruktur dan menciptakan sistem yang benar. Banyak anak muda mencari pekerjaan baru di industri/sektor digital termasuk industri kreatif; berarti kita harus mempersiapkan kebutuhan anak muda, sesuai dengan apa yang mereka inginkan,” lanjutnya.

Mencontoh langkah Malaysia yang telah mendirikan kantor AI, Indonesia juga menyampaikan baiknya untuk membentuk institusi serupa demi mendukung transformasi digital yang berkelanjutan.

“Kami tahu Malaysia menanganinya dengan cukup baik. Anda baru saja memiliki kantor AI, kami yakini kantor (agency) AI juga diperlukan dan itu bisa untuk mulai mengajarkan generasi muda tentang bagaimana mereka bisa mendapatkan lebih banyak pendidikan tentang komputasi, programing, dan AI lain sebagainya," ujarnya.

Tak lupa, Edhie Baskoro Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini juga menggarisbawahi bagaimana transformasi digital terjadi di dunia. “Tentang bagaimana pekerjaan bisa dipindahkan dari sektor manufaktur. Kami tahu China sekarang memiliki pabrik hitam (‘black factory’), banyak mesin di sana tanpa awak bekerja dalam sunyi dan produktif, jadi pengembangan mesin digital adalah campuran kombinasi yang harus kita tingkatkan di masa depan juga.”

Sebagai Pimpinan MPR RI, Ibas menyampaikan bahwa pertemuan diplomasi dua negara ini adalah untuk lebih banyak bertukar pikiran, mendengar berbagai pandangan, dan kebijakan, serta program terbaik apa dalam pemanfaatan digitalisasi kedua negara. 

“Termasuk mengatur undang-undang, regulasi dan melihat potensi pekerjaan bagi anak muda kita, yang mereka inginkan, sehingga digital tidak hanya menjadi solusi nasional dari sisi data informasi tetapi juga dari sisi kemajuan lainnya,” katanya.

Edhie Baskoro Wakil Rakyat dari Dapil Jatim VII ini juga juga menyoroti perlunya kebijakan yang kuat untuk menindak kebocoran data dan perdagangan digital ilegal. 

Di akhir pemaparannya, Ibas yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin pun menyampaikan harapannya agar Indonesia dan Malaysia dapat bekerja sama, terutama dalam bidang digital. 

“Terima kasih banyak. Kami berharap kita dapat melakukan banyak kerja sama antara Indonesia dan Malaysia termasuk memperjuangkan diskusi digital ini di forum ASEAN summit serta bagaimana business to business investment, tidak hanya provider seperti Starlink dan lain-lain yang dapat kita lakukan di Indonesia," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya

“Kami juga tahu tentang diperlukannya digitalisasi. Bagaimana kita menyimpan dan mengamankan semua data masyarakat. Kami memiliki komitmen dalam meningkatkan sistem keamanan siber dan bagaimana mengatasi mis-informasi yang menyebar ke seluruh negeri dengan benar. Tentu saja kita juga membutuhkan kelengkapan infrastruktur untuk atasi kesenjangan akses antar wilayah tersebut,” papar Ibas. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |