Washington, VIVA – Sebuah laporan investigatif The New York Times yang dirilis pada Rabu, 7 Mei 2025, mengungkap praktik keamanan digital yang mengkhawatirkan di kalangan pejabat tinggi Amerika Serikat (AS), termasuk Menteri Pertahanan Pete Hegseth.
Melansir dari ANews, Kamis 8 Mei 2025, data yang bocor menunjukkan bahwa Hegseth menggunakan kembali kata sandi yang identik di beberapa akun email pribadinya.
VIVA Militer: Pete Hegseth dan JD Vance
Menurut laporan tersebut, Hegseth memakai kata sandi alfanumerik sederhana, kemungkinan berupa inisial dan tanggal untuk mengakses akun email pribadi.
Kredensial yang sama bahkan ditemukan dalam dua pelanggaran data terpisah pada 2017 dan 2018, yang menimbulkan kekhawatiran serius soal apakah ia telah memperbarui kebijakan keamanannya sebelum mendiskusikan isu-isu sensitif, termasuk operasi militer terhadap militan Houthi di Yaman, melalui perangkat pribadi.
Masalah serupa juga terjadi pada mantan Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard. Menurut laporan, keduanya juga tercatat menggunakan kembali kata sandi untuk akun pribadi dan layanan daring.
Kata sandi Waltz diketahui ikut terekspos dalam insiden pelanggaran data, meski seorang sumber menyebut ia telah menggantinya sebelum menjabat sebagai anggota Kongres pada 2019.
Sementara itu, juru bicara Gabbard menyatakan bahwa sang direktur telah mengganti kredensialnya beberapa kali sejak pelanggaran hampir satu dekade lalu. Namun, kebocoran terbaru tetap mengaitkan kata sandi yang digunakan kembali dengan email pribadinya.
Ilustrasi bisnis dan hacker.
Pengungkapan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai keamanan komunikasi pejabat senior AS. Beberapa di antaranya dilaporkan menggunakan aplikasi pesan terenkripsi Signal untuk berdiskusi dalam grup obrolan tertutup tentang operasi militer yang akan datang, termasuk terhadap kelompok Houthi.
Temuan ini memicu pertanyaan besar tentang bagaimana para pejabat tinggi pemerintah AS menangani informasi rahasia di era digital yang rentan terhadap kebocoran dan serangan siber.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, juru bicara Gabbard menyatakan bahwa sang direktur telah mengganti kredensialnya beberapa kali sejak pelanggaran hampir satu dekade lalu. Namun, kebocoran terbaru tetap mengaitkan kata sandi yang digunakan kembali dengan email pribadinya.