Dedi Mulyadi Ungkap Aktivitas Siswa di Barak Militer: Tidur Maksimal Jam 10 Malam, Bangun Pagi

8 hours ago 1

Jumat, 9 Mei 2025 - 11:35 WIB

Jakarta, VIVA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memperbaiki pola hidup anak-anak di Jawa Barat yang berubah dengan program di barak militer.

“Kami menggandeng lembaga TNI, karena TNI memiliki pengalaman dalam melakukan pola pendidikan, baik untuk kalangan militer maupun kalangan sipil,” ujar Dedi usai bertemu Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai di Kementerian HAM, seperti dikutip Jumat, 9 Mei 2025.

Dedi menuturkan metodologi pendidikan untuk siswa nakal di barak militer yakni bertujuan pembangunan kualitas disiplin, seperti melepas ketergantungan handphone, melepas tradisi bermotor, minuman keras, obat-obatan terlarang, hingga perilaku konsumtif zat adiktif yang merusak saraf dan pikiran.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kementerian Hak Asasi Manusia

Photo :

  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

“Membangun pola tidur maksimal jam 10 malam, kemudian mereka bangun jam 4 pagi, Mereka mandi, salat subuh bagi yang beragama Islam, Membereskan ruang tempat tidurnya, Masuk ke masjid dan kemudian mendapat bimbingan rohani dari Kiai yang menjadi bimbingan konselingnya,” kata Dedi.

Selanjutnya, para peserta didik itu sarapan pagi yang dilanjutkan berolahraga dan mengikuti pembelajaran di ruang kelas sebagaimana yang mereka dapatkan di sekolah.

“Kami mendatangkan guru dari berbagai tempat dan kemudian setelah itu mereka salat dzuhur, Kemudian istirahat, Setelah istirahat mereka mengikuti program minat dan bakat Melalui pendekatan olahraga,” turut Dedi.

“Dan kemudian maghrib dia masuk masjid lagi, belajar ngaji lagi, kemudian sampai isya dan kemudian nanti mereka makan malam, Dan kembali ke tempat mereka tidur untuk tidur malam,” ucap dia melanjutkan.

Dedi menilai para siswa peserta didik di barak militer justru merasa belajar karena mereka bertemu guru, lantaran jika dalam kesehariannya pelajar tidak masuk disebabkan bangun siang.

“Karena selama ini mereka di lingkungan rumahnya tidak mendapat lingkungan yang baik, di lingkungan sekolahnya tidak mendapat lingkungan yang baik mereka menjadi anak jalanan,” kata Dedi.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan sejumlah perubahan pola hidup anak-anak di Jawa Barat yang mendorong dia membuat program untuk mengirim mereka untuk menjalani pendidikan di barak militer.

 Dedi menyebutkan, salah satunya yaitu anak-anak di Jawa Barat rata-rata tidur pukul 4 pagi karena bermain game online dan membuat dampak untuk mereka ke sekolah.

“Yang terjadi pada anak-anak di Jawa Barat itu pola hidupnya adalah mereka rata-rata tidurnya jam 4 pagi karena waktunya dihabiskan untuk main game online. Kemudian berdampak pada mereka tidak bersekolah,” ujar Dedi Mulyadi di Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia, Kamis, 8 Mei 2025.

Problematika selanjutnya dari perubahan pola hidup anak-anak di Jawa Barat, kata Dedi, adalah mereka mengorganisir di media sosial untuk bertarung atau tawuran yang mengakibatkan adanya korban jiwa.

“Mereka sering terorganisir secara sistemik melalui kekuatan media sosial melakukan pertarungan-pertarungan secara terbuka dan tertutup melahirkan banyak orang yang terluka, bahkan banyak orang yang meninggal,” ucap Dedi.

Tak hanya itu, Dedi melanjutkan, permasalahan yang lain adanya anak-anak yang mendapatkan obat-obatan keras atau terlarang hingga minum-minuman yang dikonsumsi.

“Beredarnya obat-obat yang tidak layak dikonsumsi dari sisi kesehatan yang dijual secara terbuka sebenarnya, berharga di bawah Rp10 ribu dengan 3 butir, istilahnya Hexymer dan sejenisnya, serta minuman-minuman yang beredar secara luas yang bisa diakses oleh anak-anak SMP,” kata Dedi.

Oleh karena itu, Dedi menginisiasi program mengirim anak-anak bermasalah itu untuk menjalani pendidikan di barak militer karena terkadang problem seperti itu tidak bisa ditangani melalui pendekatan bimbingan konseling atau internal keluarga.

Sehingga, Dedi ingin adanya pendidikan disiplin untuk siswa melalui pendidikan bela negara dengan penguatan pendidikan berkarakter menggandeng lembaga TNI.

“Karena TNI memiliki pengalaman dalam melakukan pola pendidikan, baik untuk kalangan militer maupun kalangan sipil,” kata Dedi.

Halaman Selanjutnya

“Dan kemudian maghrib dia masuk masjid lagi, belajar ngaji lagi, kemudian sampai isya dan kemudian nanti mereka makan malam, Dan kembali ke tempat mereka tidur untuk tidur malam,” ucap dia melanjutkan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |