Jakarta, VIVA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Herman Khaeron buka suara soal adanya tudingan bahwa Prabowo Subianto merupakan presiden boneka hingga dikendalikan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Herman menilai, Prabowo selaku Presiden RI memiliki kemandirian dan kedaulatan tersendiri. Sehingga, tidak sepatutnya dituding sebagai presiden boneka.
"Saya kira Pak Prabowo orang yang punya kemandirian dan kedaulatan," kata Herman kepada wartawan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, dikutip Kamis, 8 Mei 2025.
Komisi VI DPR, Herman Khaeron
Di sisi lain, dia menyebut tudingan presiden boneka tidak berdasar. Herman pun mengungkit sejumlah program yang telah dijalankan Presiden Prabowo.
"Kita bisa melihat ya. Dari program-programnya Pak Prabowo yang asta cita, itu kan sebagian besar new initiative program. Program-program baru. Makan bergizi gratis, sekolah rakyat. Kemudian melengkapi seluruh fasilitas rumah sakit. Kemudian program membangun institusi koperasi di setiap desa, hilirisasi," ungkap dia.
"Artinya, kalau melihat dari program Pak Prabowo, jelas ini adalah bentuk kemandirian, bentuk kedaulatannya Pak Prabowo sebagai presiden," tegas Herman.
Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Prabowo Subianto membuka sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 5 Mei 2025.
Dalam sambutannya, Prabowo menyinggung soal dirinya yang kerap dianggap sebagai presiden boneka hanya karena sering berkonsultasi dengan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
"Saya bukan, saya dibilang apa namanya presiden boneka, saya dikendalikan oleh Pak Jokowi, seolah Pak Jokowi tiap malam telepon saya," ucap dia.
Prabowo dengan tegas membantah dirinya presiden boneka yang dikendalikan oleh Jokowi. Prabowo menyebut, yang dia lakukan selama ini hanya konsultasi dan meminta saran terlebih Jokowi berhasil memimpin Indonesia selama dua periode atau 10 tahun.
"Bahwa kita konsultasi, ya itu seorang pemimpin yang bijak, ya konsultasi, minta pendapat, minta saran, beliau 10 tahun berkuasa, saya meminta saya menghadap beliau tidak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega, tidak ada masalah," tutur Prabowo.
"Kalau bisa menghadap Gus Dur kalau bisa, menghadap Pak Harto, menghadap Bung Karno kalau bisa, minta pandangan, minta saran," pungkas dia.
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya diberitakan, Presiden RI Prabowo Subianto membuka sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 5 Mei 2025.