Eks Kepala BIN Hendropriyono Bela Hercules: Banyak Juga Jasa Dia

3 hours ago 2

Selasa, 6 Mei 2025 - 10:55 WIB

Jakarta, VIVA – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono turut menanggapi polemik panas antara Ketua GRIB Jaya, Hercules Rosario Marshal dengan sejumlah purnawirawan TNI.

Dalam pernyataannya, Hendropriyono mengingatkan publik agar tidak berlebihan dalam menyudutkan sosok Hercules, meskipun dikenal kontroversial. Ia menegaskan pentingnya melihat konteks dan latar belakang Hercules sebelum melabeli atau menghukumnya secara sosial.

“Kita bisa saja menghajar dia (Hercules) dengan keras tapi jangan membunuh secara perdata. Kalau kita rame-rame menghujat, semuanya langsung ikut pada nge-bully, itu kan namanya membunuh secara perdata,” ujar Hendropriyono, dikutip dari tayangan video Instagram @wanibedo Selasa, 6 Mei 2025.

Ketua Umum GRIB Hercules Rosario Marshall mendampingi Prabowo-Gibran di KPU RI

Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan publik menyusul pernyataan Hercules yang dinilai menyinggung para purnawirawan TNI, khususnya Letjen (Purn) Sutiyoso dengan narasi “sudah bau tanah”. 

Pernyataan Hercules tersebut juga sempat memicu respons keras dari Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan berbagai pihak.

Namun, menurut Hendropriyono, Hercules tidak bisa diperlakukan seperti “musuh” hanya karena ucapannya yang dianggap kelewatan. Ia meminta masyarakat melihatnya sebagai “bagian dari kita”, seorang anak bangsa yang pernah berjasa di masa lalu.

Hendropriyono juga menyinggung latar belakang Hercules sebagai mantan pejuang sipil asal Timor Timur yang tetap memilih setia kepada Indonesia setelah wilayah itu memisahkan diri dan menjadi negara Timor Leste.

“Waktu Timor Timur menjadi Timor Leste dan merdeka, banyak yang nyebrang ikut ke sana. Tapi dia (Hercules) tetap setia kepada NKRI,” tegasnya.

Kesetiaan itu, menurut Hendropriyono, ditunjukkan Hercules di medan pertempuran, bahkan dengan kehilangan sebagian tubuhnya akibat luka berat.

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn.) Abdullah Mahmud Hendropriyono

“Dalam kebersamaannya dengan kita di medan perang, banyak juga jasa dia, sampai kakinya buntung. Dia kan orang berkaki satu, tangan satu, mata satu. Dalam keadaan cacat demikian, meskipun dia preman, kalau bisa milih dia gak mau jadi preman. Coba kasih jabatan direktur, pasti dia mau,” kata Hendropriyono.

“Ada orang yang mau terima dia kerja dengan kaki buntung, tangan buntung, mata satu? Jadi dengan dia keadaan yang 50 persen dari senjata hidupnya itu, kita harus merasa kasihan,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya

Hendropriyono juga menyinggung latar belakang Hercules sebagai mantan pejuang sipil asal Timor Timur yang tetap memilih setia kepada Indonesia setelah wilayah itu memisahkan diri dan menjadi negara Timor Leste.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |