Jakarta, VIVA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui anak usahanya, KAI Commuter, berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku pelecehan seksual yang sempat viral di media sosial setelah melakukan aksi tak senonoh di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Keberhasilan ini merupakan hasil dari pemanfaatan teknologi video analitik yang dipasang di puluhan stasiun.
Direktur Operasi dan Pemasaran KAI, Broer Rizal, mengungkapkan bahwa pelaku ditangkap pada Senin, 14 April 2025, berkat sistem pelacakan berbasis CCTV yang tersebar di 84 stasiun KAI Commuter di wilayah Jabodetabek.
“Setelah kejadian itu viral, kami langsung melakukan pelacakan menggunakan sistem video analitik. Dari situ, kami berhasil mengidentifikasi pelaku dan menetapkannya sebagai target operasi,” ujar Rizal di Kantor Pusat KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu 16 April 2025.
ilustrasi pelecehan seksual.
Menurut Rizal, pelaku tidak ditangkap di lokasi kejadian, melainkan di stasiun lain dalam lintasan relasi Rangkasbitung–Tanah Abang. Hal ini menunjukkan mobilitas pelaku yang cukup tinggi, sekaligus pentingnya sistem pemantauan visual yang saling terhubung antar stasiun.
“Dia tertangkap di stasiun lain dalam jalur yang sama, bukan di Tanah Abang. Setelah ditangkap, pelaku langsung kami serahkan ke pihak kepolisian dan dilaporkan juga oleh korban,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rizal menyebutkan bahwa identitas pelaku kini telah dimasukkan ke dalam blacklist internal KAI. Dengan status tersebut, pelaku secara otomatis akan dilarang untuk menggunakan layanan KRL di masa mendatang.
“Begitu wajah pelaku terdeteksi di stasiun mana pun, kami akan langsung menindak dan melarangnya naik KRL,” tegas Rizal.
Kasus ini mencuat setelah seorang penumpang perempuan membagikan pengalaman traumatisnya kepada pengemudi taksi daring yang ditumpanginya. Dalam cerita yang kemudian viral di media sosial, korban mengaku menjadi sasaran pelecehan seksual oleh seorang pria tak dikenal di sekitar eskalator Stasiun Tanah Abang. Pelaku disebut melakukan onani hingga mengeluarkan sperma yang kemudian mengenai pakaian korban.
Insiden itu terjadi pada Rabu, 2 April 2025. KAI Commuter membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dari korban terkait dugaan pelecehan tersebut. Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan, menyatakan bahwa setelah menerima laporan, petugas langsung melakukan penyisiran di lokasi, namun pelaku tidak ditemukan saat itu karena korban telah meninggalkan stasiun.
“Setelah laporan masuk, kami segera menelusuri rekaman CCTV yang terhubung dengan sistem analitik untuk mengidentifikasi dan melacak pelaku,” ujar Leza dalam pernyataan resminya.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya keamanan di ruang-ruang publik, khususnya transportasi massal yang digunakan masyarakat setiap hari. KAI Commuter menyatakan akan terus meningkatkan pengawasan dengan memaksimalkan fungsi CCTV analitik dan menambah personel keamanan di titik-titik rawan.
Selain itu, edukasi kepada penumpang terkait pentingnya melapor jika menjadi korban atau menyaksikan pelecehan juga akan digencarkan. KAI mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan kejadian serupa, agar pelaku bisa segera ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Halaman Selanjutnya
“Begitu wajah pelaku terdeteksi di stasiun mana pun, kami akan langsung menindak dan melarangnya naik KRL,” tegas Rizal.