Kapolda Papua Akui Ada Peningkatan Kejahatan di Papua Tiga Bulan Terakhir

10 hours ago 4

Sabtu, 12 April 2025 - 21:04 WIB

Papua VIVA – Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin menyatakan tiga bulan terakhir ini di wilayah hukum Papua terjadi peningkatan kejahatan di areanya. Khususnya, di pegunungan Kabupaten Yahukimo maupun Kabupaten Pegunungan Bintang. 

“Jadi tiga minggu terakhir ini di Kabupaten Yahukimo yaitu Distrik Anggruk penyerangan terhadap guru-guru, tenaga nakes. Dan tanggal 6 April terjadi lagi penyerangan terhadap pelaku penambangan ilegal di Distrik Seradala. Para penambang ini masuk tidak tau dari mana dan siapa yang suruh,”jelas Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin kepada wartawan usai memimpin sertijab pejabat utama dan sejumlah kapolres di jajaran Polda Papua di gedung Sasana Krida Kantor Gubernur Papua, Sabtu, 12 April 2025.

Kapolda menjelaskan, masyarakat pendulang ini ada yang sudah bekerja dalam  satu, tiga bulan hingga satu tahun dan tiga tahun kerja di lokasi-lokasi tersebut. 

“Pada tanggal 6 April, tanggal 7 April hingga 8 April sampai tanggal 9 April 2025, terjadi penyerangan secara brutal oleh masyarakat setempat dari hasil keterangan saksi-saksi yang melihat. Penyerangan ini langsung ditujukan kepada pekerja-pekerja tambang ilegal,”jelasnya.

Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin

Photo :

  • VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)

Dikatakan Patrige, berdasarkan hasil informasi yang kami dapat setelah kami lakukan komunikasi dan wawancara dengan beberapa pekerja tambang yang melarikan diri dan selamat, mereka mengatakan bahwa ada 11 orang korban jiwa.

Kapolda menyebut, setelah dilakukan pendalaman ada banyak sekali pekerja tambang di wilayah Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang. Bahkan, dari informasi yang kami dapat itu baru dari beberapa kelompok.

 “Kami belum tau apakah ada dari kelompok lain. Ini kami masih melakukan penyelidikan, tetapi pada hari ini khusus terkait kasus pembunuhan yang diduga kasus pembunuhan berencana di mana para pelaku hanya menyerang pekerja-pekerja tambang ilegal yang keseluruhannya adalah masyarakat pendatang, bukan orang asli Papua,”kata Kapolda.

Patrige menambahkan, upaya yang telah dilakukan aparat keamanan terhadap para korban pembunuhan dan korban selamat  yaitu melakukan operasi kemanusiaan dengan melibatkan dua unit helikopter dan satu pesawat untuk melakukan upaya penyelamatan terhadap korban-korban yang selamat. Serta melakukan evakuasi terhadap korban yang meninggal di lokasi kejadian.

“Sampai hari ini, dari informasi di lapangan sudah ada 10 orang korban meninggal dunia di evakuasi ke Yahukimo dan satu korban di Boven Digoel. Dari 11 orang korban meninggal dunia ini sudah pasti dikirim untuk dimakamkan di kampung halamannya khususnya yang di Boven Digoel,”ujarnya.

Sementara untuk korban yang masih ada di Yahukimo masih dilakukan koordinasi dengan keluarga Paguyupan untuk pelaksanaan pemakamannya apakah dimakamkan di Yahukimo atau dikirimkan ke kampung halamannya.

Kapolda menyebut, semua korban telah berhasil diidentifikasi dan identifikasi korban dapat di ketahui semua karena kondisi korban masih utuh dan dapat dikenali oleh teman-temannya.

Halaman Selanjutnya

 “Kami belum tau apakah ada dari kelompok lain. Ini kami masih melakukan penyelidikan, tetapi pada hari ini khusus terkait kasus pembunuhan yang diduga kasus pembunuhan berencana di mana para pelaku hanya menyerang pekerja-pekerja tambang ilegal yang keseluruhannya adalah masyarakat pendatang, bukan orang asli Papua,”kata Kapolda.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |