Ketum Kadin Kasih Bocoran: Negosiasi RI dan AS Akan Rampung karena Dua Hal Ini

8 hours ago 1

Jumat, 9 Mei 2025 - 11:44 WIB

Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia masih melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), terkait tarif resiprokal alias timbal balik Presiden Donald Trump. Indonesia terkena tarif perdagangan sebesar 32 persen, dan saat ini sedang ditunda implementasinya hingga 90 hari.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, usai lawatanya ke AS baru-baru ini, negosiasi antara Indonesia dan pemerintah AS akan menemui titik temu.

"Saya ada kesempatan ketemu dengan Menteri Keuangan Amerika. Saya nanya feeling you gimana apakah bisa ada deal nggak? Dia bilang feelingnya sangat bagus, bisa ada deal," ujar Anindya dalam acara Monthly Economic Diplomatic Breakfast di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, Jumat, 9 Mei 2025.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent

Photo :

  • AP Photo/Seth Wenig

Anin begitu panggilan akrabnya mengatakan, akan tercapainya kesepakatan ini lantaran Indonesia menawarkan dua hal yang tidak bisa negara lain berikan ke AS.

"Terutama karena Indonesia menawarkan dua hal yang orang lain nggak bisa menawarkan," jelasnya.

Anin menjelaskan, tawaran pertama yang diberikan pemerintah ke AS adalah mineral kritis, yang beberapa di antaranya nikel hingga cooper alias tembaga.

"Enggak semua orang bisa mineral kritis, bisa bayangkan Ukraina mesti menyerahkan mineral kritis untuk bisa damai, kita kan enggak perlu seperti itu. Tapi bisa jadi, bukan saja dengan negara lain tapi Amerika juga bermitra di mineral kritis ya taulah di nikel, copper dan lain-lain," jelasnya.

Kemudian tawaran kedua adalah Indonesia berinvestasi di Amerika Serikat, dalam hal ini RI tidak hanya melakukan impor minyak dan gas, namun juga ikut melakukan produksi.

"Jadi Indonesia bukan saja nanti istilahnya mau impor minyak dan gas, tapi bisa investasi di Amerika supaya ikutan di upstream-nya, kalau kita ngambil barangnya, kemudian ikutan diproduksinya atau di bikin LNG-nya. Nah, itu tentu tidak mungkin kita membuat semua itu investasi tanpa mempunyai kekuatan," terangnya.

Halaman Selanjutnya

"Enggak semua orang bisa mineral kritis, bisa bayangkan Ukraina mesti menyerahkan mineral kritis untuk bisa damai, kita kan enggak perlu seperti itu. Tapi bisa jadi, bukan saja dengan negara lain tapi Amerika juga bermitra di mineral kritis ya taulah di nikel, copper dan lain-lain," jelasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |