Penyu Langka Terancam Sampah Plastik

3 hours ago 2

Senin, 12 Mei 2025 - 13:32 WIB

Jakarta, VIVA – Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) membentang seluas 58 ribu hektare dan mencakup wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Jember, keduanya di Jawa Timur.

Dikenal sebagai “Home of Biodiversity”, TNMB memiliki kekayaan hayati luar biasa yang mencakup lima ekosistem utama. Kelimanya yaitu hutan pantai, mangrove, rawa, reophyte, dan hutan hujan dataran rendah—dan menjadi habitat berbagai flora-fauna langka dan terancam punah.

Salah satu fokus utama konservasi di TNMB adalah pelestarian penyu, khususnya di Pantai Sukamade yang menjadi tempat bertelur bagi empat dari tujuh spesies penyu dunia.

Keempatnya yakni Penyu Hijau, Penyu Belimbing, Penyu Sisik, dan Penyu Lekang. Penyu memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan pesisir, mulai dari memelihara lamun dan terumbu karang hingga mendukung siklus nutrisi di pantai.

Selain penyu, TNMB juga menaruh perhatian pada konservasi pandan laut, tanaman pantai yang membantu menahan abrasi dan menjadi habitat alami bagi berbagai fauna, termasuk penyu.

Upaya konservasi ini juga melibatkan masyarakat lokal, seperti kelompok tani di Desa Sukamade yang membudidayakan pandan laut sebagai tanaman konservasi bernilai ekonomi.

Dengan lebih dari 500 jenis flora dan 325 jenis fauna yang tercatat, TNMB menjadi laboratorium hidup bagi pendidikan lingkungan dan pelestarian biodiversitas di Indonesia.

Kini, TNMB menghadapi tantangan konservasi yang nyata—dari menurunnya populasi penyu akibat timbunan sampah plastik, hingga risiko abrasi pantai karena kurangnya vegetasi penahan angin. Di sisi lain, minimnya akses informasi pendidikan serta kurangnya literasi akan konservasi alam, menyebabkan pemeliharaan ekosistem menjadi lebih menantang.

Perusahaan penyedia solusi terintegrasi di bidang engineering, procurement and construction (EPC), PT Tectona Mitra Utama (TMU), mendukung program 'Being a Conservationist of Earth' yang digagas oleh Sekolah Alam Indonesia.

Program yang dilakukan di TNMB tersebut dirancang untuk menanamkan kepedulian anak-anak terhadap konservasi alam, keanekaragaman hayati, dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem sejak usia dini.

"Inisiatif ini mengajak anak-anak untuk peduli terhadap lingkungan, memahami pentingnya keanekaragaman hayati, serta berperan dalam menjaga keseimbangan antara alam, ekosistem, dan masyarakat. Karena keberlanjutan bukan hanya tujuan kami, melainkan fondasi tempat kami berpijak," kata Septri Welly Eka Putra, Chief Executive Officer TMU.

Melalui program ini, TMU mendukung serangkaian kegiatan seperti penanaman vegetasi pandan laut untuk melindungi habitat penyu dan mendukung proses perkembangbiakannya, edukasi konservasi langsung di area penangkaran, pengamatan flora-fauna endemik, serta kampanye “Budaya Baik” yang mencakup bakti pendidikan tentang kampanye pengelolaan sampah ramah lingkungan di SDN 2 Sarongan, dan bakti sosial melalui perbaikan fasilitas Masjid Nurul Huda.

Halaman Selanjutnya

Kini, TNMB menghadapi tantangan konservasi yang nyata—dari menurunnya populasi penyu akibat timbunan sampah plastik, hingga risiko abrasi pantai karena kurangnya vegetasi penahan angin. Di sisi lain, minimnya akses informasi pendidikan serta kurangnya literasi akan konservasi alam, menyebabkan pemeliharaan ekosistem menjadi lebih menantang.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |