Resmi Tutup di Indonesia, Ini Sosok Jenius di Balik Tupperware yang Mendunia

1 day ago 5

Selasa, 15 April 2025 - 10:00 WIB

Jakarta, VIVA – Setelah lebih dari tiga dekade hadir di dapur dan lemari rumah tangga Indonesia, Tupperware resmi mengumumkan bahwa mereka menghentikan seluruh operasional bisnisnya di Tanah Air. Kabar ini disampaikan langsung melalui akun Instagram resmi Tupperware Indonesia, membuat banyak pelanggan setianya merasa kehilangan.

Langkah penutupan ini bukan tanpa alasan. Di tengah ketatnya persaingan dan tren konsumen yang terus berubah, Tupperware secara global memang tengah berada dalam masa sulit. Beberapa waktu lalu, perusahaan asal Amerika Serikat ini dikabarkan mengalami krisis finansial yang cukup serius dan sempat mempertimbangkan untuk mengajukan pailit.

Sosok Pendiri Tupperware

Pendiri Tupperware Earl Silas Tupper.

Di balik nama besar Tupperware, ada sosok penemu dan pengusaha brilian bernama Earl Silas Tupper. Lahir pada tahun 1907, pria asal Amerika ini dikenal karena berhasil menciptakan plastik rumah tangga yang kuat, ringan, dan tahan lama, sesuatu yang tidak umum pada masa itu.

Karier Tupper di dunia plastik dimulai saat ia bekerja di perusahaan kimia. Di usia 21 tahun, ia menemukan cara untuk memurnikan ampas hitam polyethylene, sisa hasil penyulingan minyak bumi, seperti dilansir dari VIVA. Lewat eksperimen dan ketekunannya, ia berhasil mengubah limbah tersebut menjadi plastik fleksibel dan aman yang kemudian jadi bahan dasar produk Tupperware.

Pada 1938, ia mendirikan perusahaan dengan namanya sendiri dan mulai memperkenalkan produk inovatif seperti Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler. Setelah Perang Dunia II, produk-produk ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Amerika yang saat itu tengah membangun kembali kehidupan rumah tangga mereka.

Taktik Jualan yang Unik dan Fenomenal

Keberhasilan Tupperware tak lepas dari metode penjualan unik yang disebut “Tupperware Party.” Konsep ini dikembangkan oleh Brownie Wise, seorang wanita yang kemudian menjadi ikon dalam dunia penjualan langsung. Lewat acara kumpul-kumpul santai di rumah, konsumen bisa melihat demo produk sambil bersosialisasi. Cara ini terbukti sangat efektif, bahkan sempat tercatat bahwa setiap 1,3 detik, ada satu Tupperware Party digelar di seluruh dunia. 

Dari Amerika ke Dunia, Termasuk Indonesia

Produk Tupperware mulai menyebar ke Eropa di tahun 1960-an dan masuk ke pasar Indonesia sekitar awal 1990-an. Di sini, Tupperware bukan hanya dikenal sebagai wadah makanan biasa, tapi juga sebagai simbol kualitas dan prestise. Bahkan pada tahun 2013, Indonesia menjadi pasar terbesar Tupperware di dunia dengan nilai penjualan mencapai lebih dari USD200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun. 

Sayangnya, seiring perubahan zaman dan banyaknya pilihan produk serupa dengan harga lebih terjangkau, Tupperware mulai kehilangan pijakannya. Setelah 33 tahun berkiprah di Indonesia, akhirnya mereka resmi undur diri dari pasar.

Meski pamit dari Indonesia, warisan inovasi Earl Tupper akan terus hidup dalam sejarah peralatan rumah tangga dunia. Produk buatannya telah mengubah cara orang menyimpan makanan dan membuktikan bahwa ide sederhana bisa menjadi bisnis global. Kini, giliran brand-brand baru yang harus belajar dari perjalanan panjang Tupperware.

Halaman Selanjutnya

Keberhasilan Tupperware tak lepas dari metode penjualan unik yang disebut “Tupperware Party.” Konsep ini dikembangkan oleh Brownie Wise, seorang wanita yang kemudian menjadi ikon dalam dunia penjualan langsung. Lewat acara kumpul-kumpul santai di rumah, konsumen bisa melihat demo produk sambil bersosialisasi. Cara ini terbukti sangat efektif, bahkan sempat tercatat bahwa setiap 1,3 detik, ada satu Tupperware Party digelar di seluruh dunia. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |