Sosok Aura Cinta, Remaja yang Rumah Digusur Malah Ribut Soal Wisuda ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

3 weeks ago 10
Portal Informasi Petang Tepat Terpercaya

Senin, 28 April 2025 - 06:00 WIB

Bekasi, VIVA – Nama Aura Cinta mendadak viral di media sosial usai videonya berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, viral dan tersebar luas di media sosial. Keduanya diketahui berdebat soal larangan wisuda untuk sekolah yang baru saja diterapkan oleh pemerintah.

Dalam momen tersebut, Aura, yang diketahui baru saja kehilangan tempat tinggal akibat penggusuran. Ia diketahui mengkritik soal larangan wisuda yang disampaikan saat pertemuan membahas penggusuran, Minggu, 27 April 2025.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Depok

Photo :

  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Lantas, siapa sosok Aura Cinta? Dirangkum VIVA Senin, 28 April 2025, berikut sosok Aura Cinta, remaja yang rumahnya digusur malah ribut soal wisuda ke Dedi Mulyadi.

Sosok Aura Cinta

Menurut informasi yang beredar, Aura Cinta merupakan lulusan SMA Negeri 1 Cikarang Utara. Ia dan keluarganya menjadi salah satu korban penggusuran di kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Orang tua Aura Cinta diketahui ibunya hanya ibu rumah tangga biasa sementara bapaknya sebagai wiraswasta, dagang. Ia mengaku bahwa keluarganya masih membutuhkan bantuan uang, setelah rumahnya digusur.

Di sisi lain, ia mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi itu dan tetap menginginkan wisuda untuk para siswa sekolah. Ia menyampaikan bahwa perpisahan sekolah bukan sekadar soal biaya, melainkan soal momen kebersamaan dengan teman-teman.

Rumah Sudah Digusur, Remaja Ini Ngotot ke Dedi Mulyadi untuk Wisuda Diadakan

Photo :

  • Tangkapan Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel

"Ini bukan soal biaya atau kemewahan, ini soal penghargaan terhadap apa yang telah kami capai bersama sebagai simbol kebersamaan yang tak bisa diulang," kata Aura.

Namun, Dedi Mulyadi menyampaikan tetap kukuh mempertahankan keputusannya. Menurutnya, kenangan sekolah tidak hanya tercipta lewat satu acara perpisahan, melainkan selama bertahun-tahun proses belajar.

"Kenangan itu bukan pada saat perpisahan. Kenangan indah itu saat belajar tiga tahun," tegas Dedi.

Saat remaja tersebut merasa kebijakan ini tidak adil, Dedi menawarkan solusi: mengadakan perpisahan secara mandiri tanpa melibatkan sekolah agar tidak membebani guru dan kepala sekolah yang sering kena tekanan soal pungutan.

"Kumpul-kumpul aja sama teman. Tapi jangan bawa-bawa sekolah," saran Dedi Mulyadi.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyinggung soal prioritas kritik. Ia mengingatkan bahwa lebih penting mengkritik kebijakan yang benar-benar memberatkan ekonomi rakyat, bukan sekadar soal seremonial.

"Banyak rakyat miskin, nggak punya rumah lagi, rumahnya di bantaran kali, tapi sekolahnya gaya-gayaan ada wisuda," sindir Dedi.

Halaman Selanjutnya

Di sisi lain, ia mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi itu dan tetap menginginkan wisuda untuk para siswa sekolah. Ia menyampaikan bahwa perpisahan sekolah bukan sekadar soal biaya, melainkan soal momen kebersamaan dengan teman-teman.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |