VIVA – Diabetes bukan lagi penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus diabetes pada anak mengalami peningkatan yang signifikan, baik di Indonesia maupun secara global. Gaya hidup yang kurang aktif, pola makan tidak sehat, serta faktor genetik menjadi penyebab utama yang memicu kondisi ini. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum menyadari bahwa anak mereka berisiko mengalami gangguan gula darah ini.
Deteksi dini sangat penting karena gejala diabetes pada anak sering kali muncul secara halus dan bertahap. Jika tidak ditangani dengan tepat, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan penglihatan, kerusakan saraf, hingga masalah pada organ vital. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami tanda-tanda awal serta cara penanganan yang tepat agar anak dapat tetap hidup sehat dan aktif.
Apa Itu Diabetes pada Anak?
Diabetes pada anak umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana tubuh tidak mampu memproduksi insulin, sedangkan tipe 2 terjadi karena resistensi insulin akibat pola hidup yang kurang sehat. Meskipun tipe 1 lebih umum terjadi pada anak, kasus tipe 2 juga mulai meningkat, terutama akibat obesitas dan kurang aktivitas fisik.
Sebagai orang tua sebaiknya patut untuk mengawasi anaknya, bisa jadi beberapa gejala yang ditunjukkan anak ini bisa menjadi tanda dari diabetest. Gejala diabetes pada anak bisa berbeda-beda, namun berikut ini adalah beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan:
- Sering buang air kecil – Anak sering ke kamar mandi, bahkan di malam hari.
- Sering merasa haus – Rasa haus yang tidak biasa dan tidak kunjung hilang.
- Penurunan berat badan drastis – Meski nafsu makan tinggi, berat badan anak justru menurun.
- Mudah lelah dan lemas – Anak terlihat lesu, mudah lelah, dan tidak seaktif biasanya.
- Infeksi berulang – Terutama infeksi jamur di area genital.
- Napas berbau buah – Salah satu tanda gula darah sangat tinggi.
Jika orang tua mendapati beberapa gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan kadar gula darah.
Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes pada Anak
Penting untuk mengenali faktor-faktor ini agar orang tua dapat melakukan langkah pencegahan sejak dini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes pada anak antara lain:
- Riwayat keluarga dengan diabetest
- Pola makan tinggi gula dan lemak
- Kurangnya aktivitas fisik
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Infeksi virus tertentu yang memicu autoimun
Manajemen diabetes pada anak membutuhkan pendekatan yang menyeluruh, termasuk:
- Pemberian insulin – Khusus untuk diabetes tipe 1, anak memerlukan suntikan insulin harian.
- Pemantauan gula darah rutin – Menggunakan glucometer untuk memastikan gula darah tetap stabil.
- Pola makan sehat – Konsumsi makanan bergizi, rendah gula, dan seimbang.
- Aktivitas fisik teratur – Minimal 1 jam per hari untuk membantu kontrol gula darah.
- Edukasi keluarga – Seluruh anggota keluarga harus memahami kondisi ini agar bisa mendukung anak.
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua:
- Batasi konsumsi makanan dan minuman manis.
- Ajak anak aktif bermain dan berolahraga.
- Berikan contoh gaya hidup sehat dari rumah.
- Rutin cek kesehatan anak, terutama jika ada riwayat keluarga.
Diabetes pada anak bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Dengan mengenali gejala sejak dini dan memberikan penanganan yang tepat, anak tetap bisa hidup sehat dan aktif seperti anak-anak lainnya. Orang tua memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan mencegah diabetes berkembang lebih jauh. Jika Anda mencurigai anak mengalami tanda-tanda diabetes, segera konsultasikan ke dokter anak atau spesialis endokrin untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Halaman Selanjutnya
Penting untuk mengenali faktor-faktor ini agar orang tua dapat melakukan langkah pencegahan sejak dini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes pada anak antara lain: