Daftar Prodi PPDS Paling Banyak Kasus Bullying, Teratas Penyakit Dalam

10 hours ago 3

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:20 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa prodi dalam program dokter spesialis yang terdapat kasus perundungan atau bullying terbanyak. Budi mengaku mendapatkan data itu setelah dibukanya kanal pengaduan bullying Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Juni 2023 lalu.

Hal tersebut disampaikan Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025.

"Kalau dibagi sebagai prodi, yang paling banyak pengaduannya adalah prodi penyakit dalam, bedah, anestesi, obgyn anak," kata Budi Gunadi.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.

Photo :

  • VIVA.co.id/ Yeni Lestari

Budi menegaskan bahwa data itu juga didapat berdasarkan hasil koordinasi dengan Kemenristekdikti. Sebanyak 80 kasus bullying terjadi di prodi penyakit dalam.

Berikut catatan kasus bullying terbanyak yang diperoleh Kemenkes:

Prodi penyakit dalam: 80 kasus
Prodi bedah: 46 kasus
Prodi anestesi: 27 kasus
Prodi obgyn: 22 kasus
Prodi anak: 21 kasus
Prodi mata: 16 kasus
Prodi bedah plastik: 16 kasus
Prodi bedah saraf: 16 kasus
Prodi orthopedi:15 kasus
Prodi neurologi: 14 kasus

Di sisi lain, Menkes Budi mengungkap temuan 632 kasus praktik perundungan dan dugaan pungutan liar (pungli) yang marak terjadi dalam program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dari berbagai rumah sakit dan institusi pendidikan di Indonesia.

Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara daring di Jakarta, Rabu, Budi mengatakan bahwa temuan itu berasal dari 2.668 pengaduan yang diterima sejak Juni 2023 dan terverifikasi sebagai kasus perundungan. Data tersebut dihimpun melalui jalur pengaduan resmi serta audit internal Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.

Bentuk perundungan atau bullying fisik yang ditemukan, seperti hukuman push-up, memakan cabai, berdiri selama berjam-jam, hingga meminum telur mentah. Semua perlakuan tersebut kerap didokumentasikan dan disebar di grup WhatsApp antarpeserta didik.

"Juga bentuk perundungan yang paling umum adalah verbal di grup komunikasi atau disebut Jarkom, ya WA grup, seperti penggunaan bahasa yang sangat-sangat kasar yang dilakukan senior kepada junior," kata dia.

Halaman Selanjutnya

Di sisi lain, Menkes Budi mengungkap temuan 632 kasus praktik perundungan dan dugaan pungutan liar (pungli) yang marak terjadi dalam program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dari berbagai rumah sakit dan institusi pendidikan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |