Netanyahu Setujui Gencatan Senjata Tapi Tolak Akhiri Perang

6 hours ago 3

Rabu, 14 Mei 2025 - 20:20 WIB

Tel Aviv, VIVA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pada Selasa, 13 Mei 2025, bahwa dirinya terbuka terhadap gencatan senjata sementara di Gaza, namun menolak untuk mengakhiri perang sepenuhnya di wilayah Palestina tersebut, menurut laporan Anadolu.

Pernyataan itu ia sampaikan saat mengunjungi prajurit yang terluka.

“Melenyapkan Hamas dan membebaskan semua sandera kami, ini adalah kerja sama,” kata Netanyahu, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu 14 Mei 2025.

Ilustrasi Perempuan Gaza (Doc: MEE)

Photo :

  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Ia kemudian menegaskan tidak akan ada penghentian total perang meskipun Hamas menunjukkan sinyal pembebasan sandera.

"Hamas mungkin berkata 'oke kami ingin membebaskan sepuluh orang lagi.' Tidak akan ada situasi di mana kami menghentikan perang,” tambahnya.

Netanyahu juga meyakinkan mitra-mitra koalisinya bahwa perang akan berakhir jika Hamas setuju untuk melucuti senjata, Israel hanya akan menerima jeda kemanusiaan bersifat sementara yang memungkinkan pembebasan sebagian sandera.

“Dalam beberapa hari mendatang, kami akan masuk dengan kekuatan penuh untuk menyelesaikan operasi untuk mengalahkan Hamas. Pasukan kami sudah ada di sana sekarang,” ucap Netanyahu.

Sementara itu, kantor perdana menteri mengonfirmasi bahwa Netanyahu telah menginstruksikan tim negosiasi Israel untuk terbang ke Qatar guna membahas kemungkinan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Delegasi tersebut diperkirakan akan tinggal di Doha hingga Kamis, 15 Mei 2025, bersamaan dengan lawatan Presiden AS Donald Trump ke kawasan Teluk.

Pada hari yang sama, Hamas membebaskan sandera Israel-Amerika Edan Alexander. Kelompok itu menyatakan bahwa pembebasan dilakukan setelah komunikasi dengan pihak AS, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan menuju gencatan senjata di Gaza.

VIVA Militer: Warga Israel yang disandera kelompok Hamas Palestina

Photo :

  • Flash90/Ayman Alhesi

Israel saat ini memperkirakan masih ada 58 tawanan yang ditahan di Gaza, termasuk 21 yang dipastikan masih hidup.

Di sisi lain, lebih dari 9.900 warga Palestina kini ditahan di penjara-penjara Israel. Menurut laporan dari media Palestina, Israel, serta organisasi hak asasi manusia, para tahanan tersebut menghadapi kondisi buruk, termasuk penyiksaan, kelaparan, dan minimnya perawatan medis, faktor yang telah menyebabkan banyak kematian.

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, kantor perdana menteri mengonfirmasi bahwa Netanyahu telah menginstruksikan tim negosiasi Israel untuk terbang ke Qatar guna membahas kemungkinan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |