Pengamat: Gaya Dedi Mulyadi Mirip Jokowi, Manfaatkan Drama Buat Raih Simpati

8 hours ago 2

Jumat, 9 Mei 2025 - 15:57 WIB

Jakarta, VIVA – Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) melihat adanya kemiripan gaya kepemimpinan antara Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dengan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi.

Keduanya memiliki kemiripan dalam hal memikat hati rakyat, mulai dari memanfaatkan drama hingga pendekatan kebijakan yang cenderung populis.

Pengamat politik Hendri Satrio alias Hensat.

Ia menilai, Jokowi dan Dedi Mulyadi piawai dalam memainkan seni bercerita, dalam arti cerita-cerita yang mereka sajikan, baik melalui pidato hingga konten di media sosial, selalu punya daya tarik yang membuat publik terpikat.

“Kesamaan Jokowi dan Dedi Mulyadi adalah satu, memanfaatkan kesenangan atau hobinya sebagian masyarakat Indonesia, yaitu nonton drama dan sandiwara. Dan sinetron, drama, sandiwara ini dimanfaatkan betul. Jadi selalu ada storytelling yang disampaikan oleh Jokowi dan Dedi Mulyadi,” kata Hensa dalam keterangannya, Jumat, 9 Mei 2025.

Hensa menilai keduanya juga dikenal sebagai figur yang mengedepankan populisme. Ia berpendapat, aksi dan gestur Jokowi dan Dedi di hadapan publik seperti sudah dirancang untuk menyasar masyarakat kecil.

“Keduanya pun terlihat sama-sama mengedepankan hal-hal populis untuk mendapatkan simpati rakyat," tutur dia.

Hensa pun melihat keduanya kerap tampil lebih santai sehingga menjadi pembeda dari pendahulu-pendahulunya yang cenderung kaku dan birokratis.

"Dan selain itu, keduanya banyak melakukan perbedaan-perbedaan dengan pejabat sebelumnya. Dari segi penampilan hingga gaya komunikasi, jadi keduanya diuntungkan karena pejabat sebelumnya yang lebih birokratis, lebih kaku, ini lebih santai," jelas Hensa.

Tak kalah penting, Hensa berpendapat keduanya lebih mengutamakan kedekatan yang nyata dengan rakyat ketimbang proyek-proyek abstrak. Program-program seperti infrastruktur yang dibangun oleh Jokowi atau pemberdayaan desa yang dilakukan Dedi terlihat lebih memiliki efek yang langsung dirasakan ke masyarakat.

"Baik Jokowi maupun Dedi Mulyadi lebih mengutamakan kedekatan yang lebih real ke rakyat. Jadi program-programnya juga banyak yang terlihat daripada yang sifatnya pembangunan karakter," tutur Hensa.

Meski begitu, kata Hensa, gaya kepemimpinan seperti ini bukannya tanpa kritik. Ia menilai, pendekatan populis rawan mengesampingkan visi jangka panjang, atau narasi drama yang berlebihan bisa mengaburkan substansi. 

"Namun, tak bisa dihindari, formula yang dijalankan Jokowi dan Dedi Mulyadi terbukti efektif menjaga dukungan publik, dan kemampuan mereka untuk tetap “nyambung” dengan rakyat menjadi pelajaran tersendiri," tandas Hensa.

Halaman Selanjutnya

"Dan selain itu, keduanya banyak melakukan perbedaan-perbedaan dengan pejabat sebelumnya. Dari segi penampilan hingga gaya komunikasi, jadi keduanya diuntungkan karena pejabat sebelumnya yang lebih birokratis, lebih kaku, ini lebih santai," jelas Hensa.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |