Jakarta, VIVA – Minat masyarakat untuk membeli motor listrik makin menurun, di tengah belum ada kejelasan perihal insentif dari pemerintah. Hal tersebut dirasakan oleh Polytron yang penjualan motornya mengalami penurunan.
Penjualan motor listrik Polytron turun hingga 50 persen pada kuartal pertama 2025 dibandingkan dnegan periode yang sama pada tahun lalu. Meski begitu, Polytron menjamin produksi masih berjalan norma.
"Secara year-to-date, penjualan motor listrik kami turun sekitar 50 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Produksi masih berjalan normal, tapi memang animo masyarakatnya yang agak menurun," kata Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo di Jakarta, belum lama ini.
Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo
Photo :
- Abdul Aziz Masindo/VIVA.co.id
Turunnya penjualan itu tak lepas dari belum ada kejelasan perihal kelanjutan subsidi motor listrik dari pemerintah. Hasilnya, masyarakat berpikir dua kali untuk membeli motor listrik saat ini.
"Jadi, mereka tunda dulu. Buat kami, seharusnya pemerintah memberikan kejelasan—ada atau tidak, agar kami bisa menyusun rencana dengan lebih jelas," jelas dia.
Meskipun memiliki tekanan pada awal tahun, Polytron tetap optimistis terhadap penjualannya pada kuartal kedua. Namun, mereka tetap berharap pemerintah segera ketok palu soal insentif.
"Kita harus tetap optimistis. Konsumsi domestik jadi kunci ekonomi Indonesia. Kalau semua pesimis, nanti benar-benar lesu. Jadi semua pihak, termasuk kami, pelaku usaha dan media, perlu ikut membangun semangat positif agar ekonomi bergerak," pungkas Tekno.
Booth Polytron di GIIAS 2024
Sebelumnya Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menekankan pentingnya penerapan insentif yang agresif untuk mendorong kendaraan listrik, khususnya di sektor motor listrik.
"Sebagai contoh, begitu pemerintah memberikan insentif dalam konteks kebijakan fiskal, apakah itu PPN, apakah itu subsidi, maka pertumbuhan masyarakat di Indonesia untuk membeli mobil listrik semakin tinggi. Apalagi, sepeda motor bakal semakin tinggi," jelas Moeldoko.
"Makanya (kami lihat) para pembeli (motor listrik) pada berhenti lantaran menunggu kebijakan pemerintah. Disitulah arti penting kebijakan fiskal untuk bisa menggerakkan market," katanya, menambahkan.
Halaman Selanjutnya
"Kita harus tetap optimistis. Konsumsi domestik jadi kunci ekonomi Indonesia. Kalau semua pesimis, nanti benar-benar lesu. Jadi semua pihak, termasuk kami, pelaku usaha dan media, perlu ikut membangun semangat positif agar ekonomi bergerak," pungkas Tekno.