Jakarta, VIVA – Tidak semua negara di dunia bebas memiliki jet tempur modern. Meski memiliki militer kuat dan anggaran pertahanan berlimpah, beberapa negara justru dilarang mengoperasikan pesawat tempur karena alasan politik, sanksi internasional, atau ketidakstabilan internal.
Dilansir VIVA dari Wionews, Rabu 15 Oktober 2025, berikut lima negara besar yang hingga kini tak diizinkan memiliki jet tempur modern.
VIVA Militer: Pesawat Siluman F-22 Raptor.
1. Afghanistan
Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021, Afghanistan kehilangan akses terhadap armada pesawat tempur yang sebelumnya dipasok oleh Amerika Serikat.
Banyak pesawat dihancurkan, disita, atau diterbangkan ke negara tetangga seperti Uzbekistan dan Tajikistan oleh para pilotnya. Akibat sanksi dari PBB dan AS, pemerintahan Taliban kini dilarang membeli atau mengoperasikan jet tempur, termasuk pelatihan dan suku cadangnya.
2. Somalia
Somalia pernah memiliki Angkatan Udara kecil dengan jet tempur MiG buatan Soviet pada era 1970-an. Namun, perang saudara panjang membuat kekuatan udaranya runtuh.
Sejak 1992, embargo senjata PBB mencegah Somalia mengimpor senjata berat maupun pesawat tempur. Hingga kini, mereka sepenuhnya bergantung pada pasukan penjaga perdamaian dan sekutu asing untuk urusan pertahanan udara.
3. Korea Utara
VIVA Militer: Kim Jong-un di kokpit jet tempur militer Korea Utara
Secara teknis, Korea Utara tidak dilarang memiliki jet tempur, tetapi sanksi internasional yang ketat membuat mereka mustahil membeli pesawat baru. Negeri itu masih mengandalkan jet era Soviet seperti MiG-21.
Minimnya akses ke suku cadang, bahan bakar, dan teknologi avionik modern menjadikan Angkatan Udara Korea Utara nyaris lumpuh. Upaya apa pun untuk membeli jet baru akan langsung memicu sanksi global tambahan.
4. Lebanon
Lebanon juga menjadi salah satu negara yang tidak diizinkan mengoperasikan jet tempur modern. Negara ini kerap dilanda konflik internal dan ketegangan regional.
Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menolak menjual pesawat tempur canggih ke Beirut karena khawatir akan penyalahgunaan. Akibatnya, Angkatan Udara Lebanon hanya mengandalkan pesawat serang ringan dan latih, tanpa kekuatan udara strategis.
5. Myanmar
Sejak kudeta militer pada 2021, Myanmar menghadapi sanksi berat dari negara-negara Barat. Meskipun masih memiliki beberapa pesawat tempur buatan Rusia dan Tiongkok, negara tersebut kini tidak bisa membeli jet baru dari pemasok utama mana pun. Isolasi internasional membuat modernisasi militernya terhenti dan pemeliharaan pesawat pun semakin sulit dilakukan.
Nyawa Terancam, Presiden Madagaskar Ngumpet Usai Kudeta Militer
Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina mengaku telah melarikan diri dari negaranya khawatir akan keselamatannya setelah kudeta militer yang bergabung dengan para demonstran
VIVA.co.id
14 Oktober 2025

4 weeks ago
17









