Aneh Tapi Nyata, Gen Z Ogah Naik Jabatan

9 hours ago 3

Rabu, 15 Oktober 2025 - 00:10 WIB

Jakarta, VIVA – Generasi Z (gen Z) tidak mendambakan naik jabatan bahkan cenderung menolak promosi, terkecuali disertai kenaikan gaji atau jabatan yang 'bermakna'. Menurut gen Z, status sebagai bos bukan lagi simbol kesuksesan, melainkan beban tambahan yang justru mengancam keseimbangan hidup.

Promosi atau naik jabatan menjadi 'simbol' kesuksesan karier seseorang. Gen Z lebih mementingkan stabilitas, keamanan, dan keseimbangan (work life balance) yang dikenal dengan istilah minimalis karier (career minimalism). 

Gen Z fokus pada pekerjaan yang relatif aman, penghasilan stabil, dan memberikan waktu luang untuk kehidupan pribadi, hobi, atau proyek sampingan yang lebih bermakna. Pekerja muda juga menekankan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Dikutip dari Engoo pada Selasa, 14 Oktober 2025, survei terbaru dari situs pekerjaan, Glassdoor, menunjukkan sebanyak 68 persen pekerja gen Z tidak tertarik dengan posisi manajemen kecuali disertai tambahan gaji atau jabatan yang benar-benar bermakna. 

Bagi gen Z, bos bukan tujuan utama karena profesi yang aman dan bisa diandalkan jauh lebih penting daripada mengejar 'status' di kantor. Tidak heran, semakin banyak anak muda memilih berkarier di sektor seperti kesehatan, pendidikan, pemerintahan, hingga bidang keahlian teknis.

"Saya selalu bercanda, saya tidak bermimpi tentang bekerja,” ungkap salah satu anggota komunitas Glassdoor. 

Perubahan pola pikir ini bukan tanpa alasan. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor teknologi dan keuangan membuka mata gen Z tentang betapa cepatnya pekerjaan bisa hilang. Sementara itu, kemunculan kecerdasan buatan (AI) menambah kecemasan soal masa depan dunia kerja. 

Kini, naik jabatan tidak lagi berarti jaminan masa depan. Posisi tinggi dianggap memberi beban tambahan karena jam kerja semakin panjang, waktu akhir pekan hilang, hingga risiko kelelahan mental (burnout).

Dibandingkan mengejar gaji tinggi dari posisi manajerial, separuh responden Glassdoor yang merupakan gen Z lebih memilih memiliki pekerjaan sampingan (side hustle). Mulai dari proyek kreatif, bisnis kecil, hingga menjadi pekerja lepas (freelancer).

Menariknya, pekerjaan tambahan itu bukan sekadar cara menambah penghasilan. Profesi ini menjadi ruang untuk menyalurkan passion dan menemukan makna hidup di luar pekerjaan utama. 

Halaman Selanjutnya

“Kalau orang benar-benar bersemangat tentang pekerjaannya, pekerjaan itu mungkin tidak akan dibayar. Passion itu untuk jam 5–9 setelah jam 9–5," ujar anggota komunitas Glassdoor lainnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |