Muak dengan Netanyahu, Keluarga Para Sandera Israel Malah Puji Trump: Bawa Mereka Pulang!

5 hours ago 1

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:54 WIB

Tel Aviv, VIVA – Seiring mendekatnya pembebasan Edan Alexander, tentara Israel-Amerika yang disandera Hamas muncul kecaman kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Para keluarga sandera muak dan mendesak Netanyahu agar segera capai kesepakatan dalam pertukaran tawanan.

Pemulangan Edan harus menjadi awal dari kesepakatan komprehensif yang membawa pulang semua sandera,” tulis pernyataan keluarga di platform X yang dikutip dari Anadolu Ajansi, pada Selasa 13 Mei 2025.

Pernyataan keluarga sandera itu disuarakan sesaat sebelum pembebasan Alexander yang sudah dijadwalkan.

Keluarga menilai keberhasilan ini justru sebagai bukti nyata dari keteguhan kepemimpinan Amerika Serikat (AS) bukan Israel. Mereka menyinggung langsung peran Presiden AS Donald Trump.

"Pembebasan Edan Alexander yang diantisipasi membuktikan bagaimana kepemimpinan yang gigih dapat mencapai hasil,” demikian pernyataan mereka.

Trump sebelumnya menyatakan langkah Hamas yang membebaskan Alexander sebagai iktikad baik terhadap AS dan para mediator regional.

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Photo :

  • Flash90/Yonatan Sindel

Ia menyebutnya sebagai awal dari 'langkah terakhir' menuju akhir konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas.

Di tengah situasi yang kian genting, keluarga para sandera memperingatkan kondisi saat ini merupakan ujian kritis bagi komitmen Pemerintah Israel terhadap warganya.

Dalam pernyataannya, mereka juga menyerukan aksi publik dengan meminta warga Israel untuk berbaris dari Lapangan Sandera di Tel Aviv menuju Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Seruan itu sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintah agar segera menyepakati pertukaran tawanan.

Adapun kantor Perdana Menteri Israel Netanyahu kembali menegaskan bahwa pihaknya tak memberikan janji terkait gencatan senjata. Begitu juga pembebasan tahanan Palestina sebagai bagian kesepakatan dari pembebasan Edan Alexander.

Namun, keluarga para sandera merasa waktu untuk menunggu telah habis.

Kepemimpinan harus mengambil tindakan yang bersejarah, layak. Dan, perlu ini untuk mengakhiri mimpi buruk yang telah dialami bangsa kita selama 584 hari. Hanya ada satu jalan ke depan, bawa mereka pulang, lalu bangun kembali,” demikian pernyataan mereka.

Saat ini, Israel memperkirakan masih ada 59 sandera yang tertahan di Gaza, termasuk 21 orang yang diyakini masih hidup.

Di sisi lain, lebih dari 9.900 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Laporan dari kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebutkan adanya penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis di dalam penjara, yang bahkan menyebabkan sejumlah kematian.

Sejak dimulainya serangan brutal Israel pada Oktober 2023, hampir 52.900 warga Palestina tewas di Gaza, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Tekanan internasional terhadap Israel pun terus meningkat. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada November lalu atas tuduhan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.

Selain itu, Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait serangannya di Gaza.

Halaman Selanjutnya

Ia menyebutnya sebagai awal dari 'langkah terakhir' menuju akhir konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |